"Kebebasan bagi Albert Camus bukanlah sebuah hadiah cuma-cuma, melainkan sesuatu yang harus diperjuangkan. Dengan ini Albert Camus ingin menegaskan bahwa dalam rezim apapun, apalagi yang paling totaliter dan represif, kita jangan bermimpi akan memperoleh kebebasan secara cuma-cuma. Kebebasan tersebut harus diperjuangkan. Sayangnya lebih sering penguasa menindas kebebasan tersebut, sehingga cend…
ati Bahagia, novel Albert Camus yang diterbitkan setelah ia meninggal, ditulis ketika ia masih berusia dua puluhan awal. Dalam novel ini, Camus menampilkan lebih banyak tentang dirinya dibandingkan karya-karyanya berikutnya, yang di kemudian hari menjadi lebih kaya akan unsur-unsur mitologi. Melalui pemuda seperti Patrice, protagonis novel ini, pembaca akan mengenali Camus muda—kegemarannya a…
DESCRIPTION "Anda bisa membaca novel ini dari setiap bab bernomor ganjil sampai tuntas, baru kemudian membaca bab genap; atau membaca novel ini sebagaimana lazimnya, dari awal sampai akhir; atau tidak membacanya sama sekali. Dan itulah golongan orang-orang yang merugi." Tokoh-tokoh yang ada dalam cerita ini sedang meniti jalan tanda. Dari bisikan alam yang lirih, hingga hentakan perasaan ke…
Albert Camus (7 November 1913 – 4 Januari 1960) adalah seorang filsuf, penulis, dan jurnalis Prancis. Dia dianugerahi Hadiah Nobel Sastra 1957 pada usia 44 tahun, menjadikannya penerima termuda kedua dalam sejarah. Dia menulis beberapa karya yang terkenal seperti Orang Asing, Sampar, Mitos Sisifus, Jatuh, dan Pemberontak (L'Homme révolté). Camus lahir di Aljazair Prancis dari orang tua P…
Dua belas esai Albert Camus dalam buku ini adalah esai yang merekam renungan-renungannya tentang manusia, tentang kehidupan, tentang kematian. Liris, karena kesemua itu dikisahkan dengan akrab pada latar beragam yang terbentang dari Tipasa, Djemila, Algeris, sampai New York. Membaca esai-esai ini pembaca akan menemukan dirinya berkunjung ke “kota-kota tanpa masa lalu”, di mana di sepanjang …
Dalam Orang Asing, Camus mengeksplorasi keterasingan individu yang menolak untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma sosial. Meursault sebagai tokoh dalam novel ini adalah korban sekaligus penjahat. Dia tidak menunjukkan kesedihan saat ibunya meninggal. Dan ketika dia melakukan pembunuhan, kurangnya penyesalan menambah rasa bersalahnya di mata hukum.