Projo dan Brojo ditulis pengarangnya ketika berada dalam penjara, dengan bahasa yang irit dalam dialog. Kadang juga menyimpang apakah dialog itu diucapkan Projo atau Brojo, istri atau kekasih, sahabat atau pengkhianat, pembantu atau entah siapa. Mungkin bisa siapa saja. Apakah harus berbeda antara Projo dan Brojo? Yang tetap abadi ternyata cinta, juga ketulusan menjalaninya."