Text
SOEHARTO DIBAWAH MILITERISME JEPANG
Kajian baru ini menguak tabir yang menyelimuti karier militer Soeharto selama masa pendudukan Jepang, memperjelas gambaran kesatuan yang membantu pembentukan sosok yang kelak menjadi Presiden Indonesia kedua itu. Pada 1942, setelah putus asa karena menganggur dan menutup-nutupi kenyataan bahwa dirinya adalah mantan anggota KNIL (Koninklijke Nederlandsch- Indisch Leger), Soeharto bergabung dalam kesatuan kepolisian di bawah Jepang. Selama 12 bulan (bukan enam bulan sebagaimana ditulis dalam biografinya) bertugas sebagai pembantu kepercayaan kepala polisi Jepang di Yogyakarta, ia mengamati perilaku arogan dan brutal para polisi Jepang.
Kemudian Soeharto bergabung dalam Peta, tentara pertahanan sukarela Jawa. Ketika itu Jawa berada dalam cengekaraman kekejaman militerisme Jepang, dikuasai Tentara ke-16 AD yang mengeksploitasi pulau itu tanpa ampun, yang menuntut korban nyawa dan kesengsaraan rakyat yang begitu mengerikan. Soeharto muda yang begitu dipercaya karena ketekunan, kecerdasan, kecakapan, kepatuhan dan ketenangannya, mendapatkan tugas-tugas yang sangat sensitif. Tetapi dia, seperti kawan-kawannya di Peta, sadar kembali dan marah atas kekasaran serta kekejaman Jepang.
David Jenkins, peneliti terkenal yang menyelidiki masa awal kehidupan Soeharto dalam semua aspeknya, mengamati sejauh mana Soeharto dibentuk oleh praktik militer Jepang. Jenkins juga menunjukkan begitu banyaknya pelatihan militer yang dialami Soeharto, baik pada masa kolonialisme Belanda maupun ketika pendudukan Jepang, telah membentuk jalan bagi keberhasilan karir militernya.
Tidak tersedia versi lain